Terlengkap dalam menyajikan informasi seputar kota-kota di Indonesia

Tampilkan postingan dengan label Surabaya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Surabaya. Tampilkan semua postingan

Menanti MRT Kota Surabaya yang Tak Kunjung Terwujud

Surabaya adalah kota terbesar kedua di Indonesia setelah Kota Jakarta. Menurut Dispendukcapil (Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil), jumlah populasi penduduk Kota Surabaya untuk tahun 2023 mencapai 2.987.863 jiwa. Sebagai kota terbesar kedua di Indonesia, sudah selayaknya Surabaya mendapatkan perhatian lebih dalam hal pembangunan.

Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta
ilustrasi Kota Surabaya (instagram.com/bionmotret)

Namun sayangnya pemerintah Indonesia belum terlalu memprioritaskan pembangunan di Kota Surabaya, khususnya dalam hal transportasi publik. Sebagai kota metropolitan yang memiliki aktivitas perekonomian besar, transportasi publik menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan dari Kota Surabaya. Tetapi sampai saat ini transportasi publik di Kota Surabaya masih jauh dari kata memadai.

Transportasi publik berbasis rel seperti MRT (Mass Rapid Transit) ataupun LRT (Light Rail Transit) harusnya sudah dimiliki oleh Kota Surabaya. Apalagi populasi Kota Surabaya diproyeksikan sudah melebihi angka 3 juta jiwa untuk tahun 2024. Jadi sudah tidak relevan lagi menggunakan angkot ataupun bus yang justru hanya akan menambah kemacetan kota.

Wacana pembangunan MRT di Kota Surabaya

Angin segar tentang pembangunan MRT di Kota Surabaya sebenarnya sudah sejak lama bermunculan. Dilansir detik.com, pada tahun 2014 pernah muncul wacana pembangunan MRT di Kota Surabaya. Bahkan pembiayaan untuk pembangunan MRT tersebut direncanakan akan ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah pusat. 

Optimisme tentang keberlangsungan pembangunan MRT Surabaya semakin meningkat setelah wacana tersebut masuk dalam Rencana Nasional. Tri Rismaharini selaku walikota Surabaya saat itu bahkan sudah melakukan pertemuan dengan pihak Dirjen Perkeretaapian dan Dirut KAI. Kala itu posisi Dirut KAI dipegang oleh Ignasius Jonan. Pertemuan tersebut melahirkan kesepakatan bahwa pengeloaan MRT akan sepenuhnya dilakukan oleh pihak KAI dan harga tiketnya akan disubsidi oleh pemkot Surabaya. 

Proyek MRT yang diwacanakan tersebut menggunakan sistem tranportasi berupa trem dan monorel. Anggaran yang diperlukan untuk proses pembangunan kedua moda transportasi tersebut diperkirakan mencapai Rp8,8 triliun. Saat itu pemerintah pusat disebut-sebut telah menyiapkan anggaran Rp400 miliar untuk tahap awal pembangunan.  

Di tahun 2015, Tri Rismaharini melakukan pertemuan lanjutan dengan Ignasius Jonan. Namun saat itu Ignasius Jonan telah menjabat sebagai Menteri Perhubungan. Pertemuan tersebut membuahkan kesepakan bahwa proyek trem Surabaya masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Panjang (RPJMP). 

Trem ini memiliki lintasan sepanjang 17 km dan akan terhubung dengan stasiun Wonokromo. Dari Stasiun Wonokromo nantinya akan dibuatkan jalur kereta api menuju Bandara Juanda melalui Stasiun Waru. Jadi trem ini akan terintegrasi dengan kereta bandara.

Dilansir dephub.go.id, Proyek ini ditargetkan mulai dikerjakan tahun 2015 dan selesai dibangun tahun 2017. Apabila tidak ada hambatan dalam pembebasan lahan, trem ini direncanakan dapat beroperasi tahun 2018. Total biaya pembangunannya diperkirakan sekitar Rp2 triliun. 

Namun karena sejumlah hambatan, pembangunan proyek trem ini akhirnya diundur. Pembangunannya yang semulanya direncanakan dimulai tahun 2015, akhirnya diundur hingga tahun 2018 dan ditargetkan selesai tahun 2020. Sayangnya sampai detik ini proyek trem tersebut belum juga terwujud dan kabarnya hilang begitu saja.

Perkembangan terkini proyek MRT Surabaya

Sebenarnya sampai saat ini belum ada sedikitpun pembangunan fisik untuk mewujudkan MRT di Kota Surabaya. Semuanya masih sebatas wacana dan rencana. Perkembangan paling jauh dari proyek MRT Surabaya baru sebatas uji kelayakan (feasibility study). 

Saat ini sedang dilakukan uji kelayakan untuk 5 rute MRT yang diusulkan. 5 rute yang sedang dijejaki tersebut adalah :
  • Wilayah barat-tengah-utara
  • Wilayah barat-tengah-timur
  • Wilayah selatan-utara
  • wilayah selatan-timur
  • wilayah utara-timur
Rute yang yang menghubungkan wilayah barat-tengah-utara mendapatkan penilaian paling tinggi. Rute tersebut meliputi kawasan Pakuwon hingga Stasiun Pasar Turi. Untuk uji kelayakannya sendiri bekerjasama dengan pihak JICA (Japan International Cooperation Agency). Namun itu baru tahap awal. Untuk hasil finalnya akan keluar di akhir tahun 2024 setelah seluruh proses uji kelayakan selesai. 

Di luar itu muncul juga wacana untuk mengganti proyek MRT dengan ART. ART merupakan singkatan dari Autonomous Rapid Transit. Sistem transportasi ART tersebut baru-baru ini telah diperkenalkan di IKN (Ibu Kota Nusantara). Sistem transportasi ART ini menggunakan roda karet seperti angkutan bus pada umumnya. Bedanya ART ini memiliki dua muka seperti pada MRT, sehingga dapat berjalan dua arah tanpa perlu memutar. Sesuai dengan namanya, ART ini memiliki sejumlah sensor agar dapat beroperasi secara otonom dengan mengikuti marka jalan yang dibuat khusus. 

Salah satu alasan munculnya usulan pembangunan ART adalah karena anggaran pembangunannya yang relatif lebih kecil dibandingkan MRT. Karena menggunakan ban karet, armada ART tidak perlu dibuatkan jalur khusus. Jalurnya bisa memanfaatkan badan jalan yang sudah ada. 

Kesimpulannya, sampai saat ini belum ada proyek angkutan massal cepat apapun yang benar-benar dibangun secara nyata di Kota Surabaya. Semuanya masih sebatas wacana dan uji kelayakan. Entah kapan Kota Surabaya bisa benar-benar memiliki sistem transportasi yang memadai hingga masalah kamacetan di Kota Surabaya bisa sedikit diminimalisir. 



Referensi :


Bagikan Postingan Ini:

Jakarta vs Surabaya, Perbandingan Tak Berimbang Antara Dua Kota Terbesar di Indonesia

Jakarta dan Surabaya, dua kota terbesar di Indonesia

Posisi kota terbesar di Indonesia dipegang oleh kota Jakarta. Kota ini merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki populasi diatas 10 juta. Selain sebagai kota terbesar, Jakarta juga merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Kota Jakarta memiliki luas 661,5 km².

Setelah kota Jakarta, posisi kota terbesar kedua di Indonesia dipegang oleh kota Surabaya. Surabaya merupakan ibu kota dari provinsi Jawa Timur. Sebagai kota terbesar kedua di Indonesia, populasi kota Surabaya sangat jauh dibawah kota Jakarta. Bahkan populasi kota Surabaya tidak sampai sepertiganya dari populasi Jakarta.

Meski terkesan tidak berimbang, namun pada tulisan kali kita akan melihat perbandingan antara kota Jakarta vs kota Surabaya yang dilihat dari beberapa aspek. Bagaimana perbandingan diantara kedua kota? Yuk simak ulasan berikut ini.

Populasi

Seperti yang kita bahas sebelumnya, populasi kota Surabaya tidak sampai sepertiga dari populasi kota Jakarta. Surabaya tercatat memiliki populasi sekitar 2,88 jiwa. Jauh dibawah kota Jakarta yang populasinya mencapai 10,56 jiwa. Tentunya ini menjadi gambaran bahwa sangat jomplang perbedaan antara Jakarta dengan kota-kota lainnya di Indonesia.

Wilayah

Tidak hanya lebih besar dalam hal populasi, Jakarta juga lebih besar daripada kota Surabaya kalau dilihat berdasarkan luas wilayah. Luas wilayah dari kota Jakarta adalah 661,5 km². Sementara kota Surabaya memiliki luas wilayah 350,5 km². Jadi kota Jakarta memiliki wilayah yang luasnya hampir 2 kali lipat wilayah kota Surabaya.

PDRB

PDRB atau Produk Domestik Regional Bruto merupakan gambaran besaran ekonomi suatu wilayah. PDRB adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah dalam waktu tertentu. Untuk urusan PDRB, Jakarta unggul cukup telak dibandingkan Surabaya. Kota Jakarta memiliki PDRB yang mencapai 3.186,1 triliun. Sementara itu PDRB kota Surabaya jauh dibawahnya, jauh 655,6 triliun.

Pendapatan per kapita


Secara umum pendapatan per kapita dapat diartikan sebagai PDRB yang dibagi dengan jumlah populasi suatu wilayah. Berdasarkan besaran pendapatan per kapita, lagi-lagi kota Jakarta lebih unggul dibandingkan kota Surabaya. Jakarta tercatat memiliki pendapatan per kapita yang mencapai Rp298,3 juta. Sementara itu kota Surabaya tercatat memiliki pendapatan per kapita sebesar  Rp227,1 juta. 

Infrastruktur


Kalau membandingkan infrastruktur antara kota Jakarta dengan Surabaya, ibaratnya bagaikan bumi langit. Semua infrastruktur terbaik yang dimiliki oleh Indonesia ada di Jakarta. Contohnya seperti bandara dan pelabuhan terbesar di Indonesia yang adanya di kota Jakarta. Begitupula infrastruktur yang berkaitan dengan transportasi dalam kota seperti MRT dan LRT. Bahkan Jakarta telah memiliki moda transportasi kereta cepat yang menghubungkan kota Jakarta dengan Bandung. Jadi untuk urusan infrastuktur Surabaya masih sangat jauh dibawah Jakarta.

Indeks Pembangunan Manusia


Melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kita dapat melihat capaian pembangunan sumber daya manusia suatu daerah. Surabaya kali ini lebih unggul dibandingkan Jakarta bila dilihat berdasarkan skor IPM. Angka IPM kota Surabaya menurut data BPS mencapai 83,45. Sementara IPM kota Jakarta sedikit dibawahnya, yaitu 82,46.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Perbandingan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APDB) antara kota Jakarta dengan kota Surabaya memakai data tahun 2024. Kota Jakarta memiliki APBD yang mencapai Jakarta Rp81,71 triliun. Angka tersebut sangat jauh diatas APDB kota Surabaya. APBD kota Surabaya tercatat hanya mencapai 10,9 triliun. Melihat besar APBD dikedua kota, wajar saja bila pembangunan di kota Surabaya tidak segencar Jakarta. 

Itulah ulasan tentang perbandingan antara kota Jakarta dengan kota Surabaya yang dilihat berdasarkan beberapa sektor. Sebenarnya cukup miris melihat begitu jomplangnya perbandingan antara kota Jakarta dengan kota Surabaya. Ini bisa kita jadikan gambaran betapa tidak meratanya pembangunan di Indonesia. Semoga saja dimasa datang Surabaya bisa tumbuh menjadi kota yang bisa bersaing dengan kota Jakarta.


Rujukan :
Bagikan Postingan Ini:

10 Hal yang Identik dengan Kota Surabaya, Salah Satunya Patung Suro dan Boyo

Nama Kota Surabaya tentunya tidak asing bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Boleh dibilang Surabaya merupakan salah satu kota paling berpengaruh di Indonesia. Ini tidak terlepas dari status Kota Surabaya yang merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Kota Jakarta. Apalagi ibu kota Provinsi Jawa Timur tersebut memiliki sejarah yang panjang dalam proses berdirinya sebagai bagian dari Negara Indonesia.

Surabaya kota terbesar kedua di Indonesia
ilustrasi Kota Surabaya (skyscrapercity.com)

Layaknya kota-kota pada umumnya, Kota Surabaya memiliki beberapa hal yang identik dan menjadi ciri khas dari Kota Surabaya. Berdasarkan rangkuman dari berbagai sumber, setidaknya ada 10 hal yang identik dengan Kota Surabaya. Apa saja hal-hal yang identik dengan Kota Surabaya tersebut? Berikut adalah ulasannya. 

1. Kota Pahlawan

Orang-orang Indonesia mengenal Kota Surabaya dengan julukan Kota Pahlawan. Julukan tersebut diberikan karena aksi heroik arek-arek Suroboyo melawan pasukan sekutu. Peristiwa tersebut terjadi pada 10 November 1945. Pada saat itu ribuan warga Surabaya gugur demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Berkat aksi heroik warga Surabaya, pemerintah Indonesia menetapkan setiap tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan.

2. Patung Suro dan Boyo


Patung Suro dan Boyo merupakan ikon yang paling melekat dengan kota Surabaya. Bahkan nama kota Surabaya sendiri diambil karena kata Suro yang merupakan sebutan untuk salah satu jenis hiu dan boyo yang merupakan bahasa jawa untuk buaya. Sesuai dengan namanya, patung Suro dan Buyo berbentuk hewan Hiu dan Buaya. Patung ini terdapat di tiga tempat di Kota Surabaya dan juga satu di Korea Selatan.

3. Tugu Pahlawan


Seperti yang kita bahas sebelumnya, Kota Surabaya dikenal dengan julukan Kota Pahlawan. Untuk mengenang hal tersebut, dibangunan sebuah monumen di Kota Surabaya yang bernama Tugu Pahlawan. Monumen ini memiliki ketinggian 41,15 m dan diameter 3,15 m. Semakin keujung diameter dari monumen ini juga semakin kecil. Lokasi dari Tugu Pahlawan barada di dekat pusat pemerintahan Provinsi Jawa Timur.

4. Hotel Majapahit


Hotel Majapahit adalah sebuah hotel mewah bersejarah yang berada di Kota Surabaya. Di Hotel ini pernah terjadi peristiwa heroik, yaitu penyobekan bendera Belanda. Hal ini dipicu oleh maklumat pemerintahan Soekarno yang memerintahan pengibaran bendera merah putih di seluruh wilayah Indonesia. Namun sekelompok orang Belanda secara diam-diam mengibarkan bendera Belanda di Hotel Majapahit. Hal tersebut memicu amarah arek Suroboyo dan terjadilah peristiwa perobekan bendera Belanda. Mereka merobek warna biru pada bendera Belanda hingga menyisakan warna merah putih saja.

5. Persebaya


Persebaya adalah salah satu klub sepakbola di Indonesia yang berbasis Surabaya. Boleh dibilang Persabaya merupakan salah satu klub sepakbola paling populer di Indonesia. Klub ini didirikan oleh M. Pamoedji pada 18 Juni 1927. Untuk saat ini Persebaya menjadi salah satu klub yang berlada di Liga 1 Indonesia.

6. Bonek


Bicara tentang Persebaya, tentunya tidak dapat dipisahkan dengan Bonek. Bonek adalah sebutan untuk kelompok suporter klub sepakbola Persebaya. Nama Bonek sendiri merupakan akronim dari bahasa Jawa yaitu Bondho Nekat, yang kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia memiliki arti Modal Nekat. 

7. Jembatan Suramadu


Jembatan Suramadu merupakan salah satu ikon Kota Surabaya yang paling populer. Jembatan yang menghubungkan Kota Surabaya dengan Pulau Madura ini adalah jembatan terpanjang kedua di Indonesia setelah jembatan Tol Bali Mandara. Panjang dari Jembatan Suramadu mencapai 5.348 m. Pembangunan Jembatan Suramadu dimulai pada 20 Agustus 2003 dan selesai pada 11 Juni 2009.

8. Rujak Cingur


Sebenarnya Surabaya memiliki banyak makanan khas. Namun diantara semua makanan khas Surabaya, Rujak Cingur adalah makanan yang paling populer. Dalam bahasa Jawa, cingur itu berarti mulut. Hal ini merujuk pada irisan hidung atau moncong sapi yang dicampurkan kedalam hidangan. 

9. Jembatan Merah


Jembatan merubah adalah salah satu infrastruktur yang paling bersejarah di Kota Surabaya. Kawasan Jembatan Merah telah menjadi pusat perniagaan semenjak era VOC berkuasa di Indonesia hingga saat ini. Perubahaan fisik dari jembatan merah dilakukan pada tahun 1890-an, ketika pagar pembatasnya diubah dari kayu ke besi.

10. Dialek Suroboyoan


Dialek Suroboyoan dikenal juga dengan Bahasa Jawa Surabaya. Dialek ini memiliki fonologi dan morfologi yang tidak terdapat dalam dialek-dialek bahasa Jawa lainnya. Dialek Suroboyoan juga digunakan di daerah-daerah yang berada di sekitar Kota Surabaya sepergi Gresik, Sidoarjo, dan Mojokerto. 


Bagikan Postingan Ini:

Perbandingan Kota Bandung dengan Surabaya, Dua Kota Terbesar di Indonesia setelah Jakarta


Bandung dan Surabaya merupakan dua kota terbesar di Indonesia setelah Jakarta. Kedua kota tersebut sama-sama berada di pulau Jawa. Kota Bandung berada di provinsi Jawa Barat sementara kota Surabaya berada di provinsi Jawa Timur. Kedua kota sama-sama merupakan ibukota di provinsi masing-masing.

Sebagai dua kota terbesar setelah kota Jakarta, tentunya menarik melihat seperti apa perbandingan diantara kedua kota ini. Tentunya perbandingan tersebut dilihat berdasarkan beberapa hal. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah uraian tentang perbandingan antara kota Bandung dengan kota Surabaya dalam beberapa hal.

Populasi dan luas wilayah


Seperti yang pernah dibahas sebelumnya, kota Bandung dan Surabaya merupakan kota terbesar di Indonesia setelah kota Jakarta. Hal tersebut dilihat berdasarkan populasi penduduk. Berdasarkan sensus tahun 2010, populasi kota Bandung adalah 2,395 juta jiwa. Sedangkan pupulasi kota Surabaya berdasarkan sensus tahun 2010 adalah 2,765 juta jiwa. Sementara untuk luas wilayah, kota Bandung memiliki wilayah dengan luas 167,7 kilometer persegi. Luas kota Bandung tersebut jauh lebih kecil dibandingkan luas kota Surabaya. Kota Surabaya memiliki wilayah dengan luas 374,8 kilometer persegi.

Perekonomian


Perbandingan tingkat perekonomian kota Bandung dan Surabaya memiliki perbedaan yang cukup mencolok, baik itu dilihat perdasarkan PDRB atau dilihat berdasarkan PDRB per kapita. Kota Bandung memiliki PDRB Rp172,629 triliun, sedangkan kota Surabaya memiliki PDRB Rp365,073 triliun rupiah. Berdasarkan data diatas, kota Surabaya memiliki PDRB yang besarnya lebih dari dua kali lipat PDRB kota Bandung.

Hal serupa juga dapat dijumpai pada perbandingan PDRB per kapita. Kota Bandung memiliki PDRB per kapita yang mencapai Rp69,868 juta rupiah. Sementara untuk kota Surabaya, PDRB per kapitanya adalah Rp128,822 juta. Jadi, secara umum kota Surabaya memiliki tingkat perekonomian yang lebih baik dibandingkan kota Bandung.

Infrastruktur


Salah satu yang membuat tingkat perekonomian kota Surabaya lebih baik dibandingkan kota Bandung adalah karena ditunjang oleh infrastruktur yang lebih baik. Surabaya terkenal sebagai salah satu kota perdagangan utama di Indonesia yang ditopang oleh infrastruktur pelabuhan yang memadai. Salah satunya adalah pelabuhan Tanjung Perak yang merupakan pelabuhan tersibuk kedua di Indonesia setelah pelabuhan Tanjung Priok. Sementara kota Bandung sama sekali tidak memiliki pelabuhan karena kota ini berada di kawasan pegunungan.

Selain memilik pelabuhan tersibuk kedua di Indonesia, kota Surabaya juga memiliki bandara tersibuk kedua di Indonesia yang bernama Bandara Internasional Juanda. Bahkan rencananya Bandara Internasional Juanda akan memiliki terminal bandara termegah di Indonesia yang pembangunannya diperkirakan selesai pada tahun 2019. Kota Bandung sebenarnya juga memiliki bandara internasional yang bernama Bandara Internasional Husein Sastranegara. Sayangnya bandara ini persis berada di tengah-tengah kota Bandung sehingga sulit untuk dilakukan pengembangan. Kapasitasnya hanya sekitar 3,4 juta penumpang per tahun. Jauh dibawah kapasitas Bandara Internasional Juanda yang mencapai 14 juta penumpang per tahun.

Untuk infrastruktur perkotaan, kota Surabaya juga lebih unggul. Contohnya infrastruktur jalan. Kota Surabaya memiliki infrastruktur jalan yang relatif lebih lebar dibandingkan kota Bandung. Selain itu kota Surabaya juga telah terhubung jalan tol dengan hampir semua daerah-daerah penyangga disekitarnya.

Penataan Kota


Kota Surabaya terkenal sebagai salah satu kota yang paling tertata di Indonesia. Bahkan telah meraih berbagai penghargaan. Bagusnya penataan kota Surabaya dapat dilihat dari kawasan bisnis dan pemukimannya yang terkluster cukup baik. Selain itu pemerintah kota Surabaya juga gencar melakukan penghijauan kota dengan membangun banyak taman dan membenahi jalur pedestrian hampir diseluruh sudut kota.

Kota Bandung juga mulai melakukan banyak pembenahan dalam penataan kota. Sejumlah pedestrian mulai direvitalisasi dan ruang publik terus ditambah. Hanya saja PR terbesar pemerintah kota Bandung adalah membenahi sejumlah pemukiman padat yang masih belum tertata. Selain itu, masalah lainnya yang harus dibenahi pemerintah kota Bandung adalah mengembalikan kawasan Bandung Utara sebagai daerah resapan air. Selama ini banyak kawasan resapan air di Bandung Utara yang beralih fungsi menjadi kawasan pemukiman.
Bagikan Postingan Ini:

Surabaya vs Hanoi, Perbandingan Kota Terbesar Kedua di Indonesia dan Vietnam

Surabaya adalah kota terbesar kedua di Indonesia baik dari sektor perekonomian dan populasi. Boleh dibilang Surabaya menjadi salah satu kota dengan perkembangan paling pesat di Indonesia. Kota yang terkenal dengan julukan Kota Pahlawan ini merupakan ibukota dari provinsi Jawa Timur.


Ilustrasi kota Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia
Ilustrasi Kota Surabaya (skyscrapercity.com)

Di level Indonesia memang Surabaya menjadi salah satu kota dengan perkembangan terpesat. Namun bagaimanakah posisi Kota Surabaya bila kita bandingkan dengan kota terbesar kedua dari negara Asia Tenggara lainnya?

Negara yang paling cocok kita jadikan perbandingan adalah Vietnam. Vietnam dan Indonesia sama-sama negara berkembang dengan populasi yang besar. Saat ini Vietnam merupakan negara Asia Tenggara yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi sama seperti Indonesia. Kota Hanoi merupakan kota terbesar kedua di Vietnam.

Skyline dari Kota Hanoi, kota terbesar kedua di Vietnam
Ilustrasi Kota Hanoi (vietnamplus.com)

Bila kita bandingkan antara Surabaya vs Hanoi, manakah yang akan menjadi yang terbaik? Untuk lebih jelasnya berikut adalah perbandingan antara Kota Surabaya vs Kota Hanoi :

1. Populasi

Dari segi populasi, Hanoi jauh lebih besar dibandingkan Surabaya. Surabaya memiliki populasi sekitar 3 juta jiwa, sedangkan Hanoi memiliki populasi yang mencapai 8,4 juta jiwa. Angka tersebut lebih 2 kali lipat dari populasi Kota Surabaya. 

2. Luas Wilayah

Bukan cuma lebih besar dalam hal populasi, Hanoi juga lebih besar dibandingkan Surabaya dilihat berdasarkan luas wilayah. Luas wilayah Hanoi mencapai 3.359,82 km². Kalau dibandingkan dengan Surabaya, Hanoi memiliki wilayah yang luasnya hampir 10 kali luas Kota Surabaya. Sekedar Informasi, Surabaya memiliki wilayah dengan luas 350,5 km².

3. PDB

PDB merupakan singkatan dari Produk Domestik Bruto. Produk Domestik Bruto adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan semua orang pada wilayah tertentu selama setahun. Untuk urusan PDB, ternyata Hanoi juga lebih besar dibandingkan Surabaya. Hanoi memiliki PDB yang mencapai US$48,7 Miliar. Sementara Surabaya memiliki PDB yang mencapai US$41,87 miliar. 

4. Pendapatan per kapita

Untuk urusan pendapatan per kapita, Surabaya jauh lebih besar dibandingkan Hanoi. Pendapatan per kapita merupakan pendapatan rata-rata penduduk yang diambil berdasarkan total PDB yang dibagi dengan jumlah populasi. 

Pendapatan per kapita Kota Surabaya berada diangka US$14.502,40. Jauh diatas pendapatan per kapita Hanoi yang mencapai 5.779,50. 

5. Infrastruktur

Bila kita bicara tentang infrastruktur, lagi-lagi Surabaya harus mengakui keunggulan Hanoi. Hanoi yang notabene merupakan ibukota dari negara Vietnam memiliki infrastruktur yang sudah cukup matang. Kota ini sudah memiliki sistem transportasi MRT (Mass Rapid Transit) yang sudah beroperasi sejak tahun 2021. Sedangkan di Kota Surabaya sampai saat ini belum ada tanda-tanda akan dibangunnya MRT.

Surabaya juga cukup tertinggal dalam hal infrastruktur dasar seperti jalan raya. Kota Hanoi dirancang memiliki banyak jalan raya yang lebar. Kalau di Indonesia mungkin cuma Kota Jakarta saja yang dirancang seperti itu. Sementara untuk infrastruktur lainnya boleh dibilang hampir sama diantara kedua kota.

6. Indeks Pembangunan Manusia

Kota Surabaya memiliki indeks pembangunan manusia yang mencapai angka 0,822. Sedikit lebih tinggi daripada indeks pembangunan manusia Hanoi yang berada diangka 0,799. 


Berdasarkan data diatas, Dapat disimpulkan bahwa Hanoi unggul cukup telak dibandingkan Surabaya. Hal-hal mendasar seperti Infrastruktur, kekuatan ekonomi, populasi, dan luas wilayah semuanya lebih unggul Hanoi dibandingkan Surabaya. Hanya dalam urusan pendapatan per kapita lebih unggul Kota Surabaya. Untuk Indeks Pembangunan Manusia juga lebih unggul Surabaya, namun tidak terlalu mencolok perbedaan.



Rujukan :
Bagikan Postingan Ini:

Jakarta, Surabaya, dan Bandung Masuk dalam Daftar Global City

Global city atau kota global merupakan sebutan untuk kota-kota yang dianggap memiliki peranan penting dalam perekonomian global. Beberapa hal yang menjadi faktor agar sebuah kota masuk dalam daftar kota global adalah perekonomian yang besar dan infrastruktur yang memadai. Selain itu tentunya harus menarik sebagai tujuan investasi sehingga banyak perusahaan multinasional yang menanamkan modal di sana.

Indonesia sendiri menempatkan tiga kotanya dalam daftar kota global untuk regional Asia Pasifik. Kota-kota tersebut adalah Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Seperti yang kita ketahui, Jakarta, Surabaya, dan Bandung merupakan tiga kota terbesar di Indonesia. Ketiga kota tersebut juga memiliki porsi terbesar terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia. Kota Jakarta memiliki kontribusi 16,95 persen terhadap PDB Indonesia. Sementara Surabaya dan Bandung masing-masing memiliki kontribusi 3,48 persen dan 1,68 terhadap PDB Indonesia.

Kota Jakarta (Foto : Dailystar.co.uk)

Beberapa negara lainnya di Asia Tenggara juga menempatkan kota-kota mereka dalam daftar kota global. Selain Indonesia, ada negara Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Singapura yang juga memiliki kota global. Thailand diwakili oleh Kota Bangkok. Sementara Malaysia dan Vietnam masing-masing diwakili oleh Kota Kuala Lumpur dan Ho Chi Minh. Diantara negara-negara ASEAN, hanya Indonesia yang memiliki lebih dari satu kota global.

Kita harapkan semoga terus bertambah kota-kota di Indonesia yang masuk dalam kategori kota global. Kalau perlu tidak hanya kota-kota di Pulau Jawa, namun juga kota-kota di luar Pulau Jawa seperti Medan dan Makassar.  Apalagi saat ini pemerintah Indonesia sedang gencar-gencarnya melakukan pemerataan pembangunan ke berbagai daerah di Indonesia.

Dibawah ini merupakan daftar lengkap kota-kota di Asia Pasifik yang masuk dalam daftar kota global yang bersumber dari situs atkearney.


Bagikan Postingan Ini:

Melihat Perkembangan Pesat Kota Surabaya

Surabaya adalah ibukota dari Provinsi Jawa Timur. Kota ini merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Kota Jakarta. Surabaya memiliki populasi penduduk yang mencapai 3.110.187 jiwa berdasarkan data tahun 2012. Dengan jumlah penduduk sebesar itu, menjadikan Surabaya sebagai salah satu kota metropolitan di Indonesia.

Sebagai sebuah kota metropolitan, tentunya Surabaya memiliki area metropolitan. Area metropolitan Surabaya bernama Gerbangkertosusila yang merupakan akronim dari Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan. Area metropolitan Gerbangkertosusila merupakan area metropolitan terbesar kedua di Indonesia setelah area metropolitan Jabodetabek. Berdasarkan data tahun 2010, Gerbangkertosusila memiliki populasi penduduk yang mencapai 9.115.485 jiwa dengan luas wilayah adalah 1.548,3 km persegi. Berbagai kerjasama terus dilakukan untuk meningkatkan perekonomian daerah-daerah yang masuk dalam area metropolitan Gerbangkertosusila. Salah satunya adalah pengalihan sektor industri dari Kota Surabaya ke kota-kota penyangga seperti Gresik dan Sidoarjo. Dengan demikian, beban Kota Surabaya dapat terkurangi serta perekonomian Gresik dan Sidoarjo dapat lebih berkembang. Surabaya bisa lebih fokus lagi untuk mengembangkan perekonomian disektor jasa dan perdagangan.

Boleh dibilang Kota Surabaya mengalami perkembangan yang pesat saat ini. Salah satu indikatornya dapat dilihat dari kehadiran gedung-gedung pencakar langit yang semakin menjamur di Kota Surabaya. Memang, gedung-gedung pencakar langit di Kota Surabaya belum sebanyak dan belum sejangkung gedung-gedung pencakar langit di Kota Jakarta. Namun setidaknya Kota Surabaya sudah bisa sedikit mendekati Kota Jakarta. Kota Surabaya telah memiliki gedung pencakar langit yang ketinggian mencapai 50 lantai. Kedepannya akan semakin banyak lagi gedung-gedung pencakar langit dengan ketinggan 50 lantai atau lebih yang hadir di Kota Surabaya.

Baca juga : 20 Gedung Tertinggi di Kota Surabaya

Gedung-gedung pencakar langit di Kota Surabaya (foto : ramaperdanasby di instagram)

Selain gencar membangun gedung tinggi, Kota Surabaya juga gencar dalam mengembangkan infrastruktur. Salah satu infrastruktur Kota Surabaya yang terkenal unggul dibandingkan kota-kota lainnya di Indonesia adalah trotoar atau jalur pedestrian (pedestrian way). Selama kepemimpinan Walikota Tri Rismaharini, Kota Surabaya memang sangat fokus dalam membenahi trotoar. Hingga tahun 2016 lalu, Kota Surabaya telah memiliki lebih dari 45 km trotoar yang nyaman bagi pejalan kaki. Trotoar-trotoar tersebut dibuat lebar dan bebas dari PKL. Salah satu trotoar paling lebar di Kota Surabaya berada di Jalan Embong Malang. Trotoar tersebut memiliki lebar 5 meter dan kerap dimanfaatkan oleh sejumlah komunitas untuk melakukan aktivitas. Selain gencar membenahi trotoar, Tri Rismaharini juga terkenal gencar membenahi taman-taman di Kota Surabaya. Salah satu taman di Kota Surabaya yang bernama Taman Bungkul, sempat meraih predikat sebagai taman terbaik di Asia pada tahun 2013 lalu.

Baca juga : Beginilah Perbandingan antara Kota Bandung dengan Kota Surabaya

Salah satu trotoar di Kota Surabaya (foto : detik.com)

Infrastruktur jalan juga tidak luput dari perhatian Pemerintah Kota Surabaya. Saat ini ada beberapa proyek infrastruktur jalan yang sedang dikerjakan di Surabaya. Proyek-proyek tersebut antara lain Middle East Ring Road (MERR), Frontage Road (FR) sisi barat dan timur, Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB), dan Jalan Lingkar Luar Timur (JLLT). Saat ini yang tengah dikebut pengerjaannya adalah proyek Frontage Road sisi barat dan MERR II C. Diharapkan kedua jalan tersebut sudah selesai pengerjaannya pada tahun 2017 ini. Jalan-jalan baru tersebut diharapkan dapat mengurai kemacetan di Kota Surabaya yang semakin hari semakin parah kondisinya.

Sebagai sebuah kota perdagangan, Surabaya tentunya memiliki infrastruktur pelabuhan yang memadai. Pelabuhan Tanjung Perak merupakan penopang utama sektor perdagangan di Kota Surabaya. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan tersibuk kedua di Indonesia setelah Pelabuhan Tanjung Priok. Untuk menunjang kinerja Pelabuhan Tanjung Priok, pada tahun 2015 Surabaya juga meresmikan pelabuhan lainnya yang bernama Pelabuhan Teluk Lamong. Pelabuhan ini disebut-sebut sebagai pelabuhan tercanggih di Indonesia. Pengoperasian pelabuhan ini sudah  menggunakan komputerisasi sehingga minim pemanfaatan tenaga manusia secara langsung. Pelabuhan ini sanggup melayani kapal-kapal besar dengan bobot hingga 5 juta TEUs. Selain canggih, Pelabuhan Teluk Lamong juga mengusung konsep Green Port. Pelabuhan Teluk Lamong hanya membolehkan truk kontainer yang menggunakan Bahan Bakar Gas (BBG) untuk masuk ke area pelabuhan. Di sana disediakan transfer area untuk memindahkan kontainer-kontainer dari truk yang tidak menggunakan BBG ke truk yang menggunakan BBG yang telah disediakan oleh pihak Pelabuhan Teluk Lamong.

Pelabuhan Teluk Lamong (foto : marketeers.com)

Selain pelabuhan, Surabaya juga memiliki bandara yang mumpuni. Bandara tersebut bernama Bandara Internasional Juanda. Meski melayani penumpang Surabaya, Bandara Internasional Juanda sebenarnya berada di Kabupaten Sidoarjo. Pada tahun 2015 lalu, Bandara Internasional Juanda mampu melayani penumpang sebanyak 18.911.256 jiwa dan menjadi bandara tersibuk kedua di Indonesia setelah Bandara Internasional Soekarno Hatta. Saat ini Bandara Internasional Juanda ditopang oleh dua buah terminal penumpang. Kedepannya Bandara Internasional Juanda akan mengembangkan terminal ke-3 dengan kapasitas yang mencapai 70 juta penumpang. Dengan kapasitas sebesar itu, menjadikan Terminal 3 Bandara Internasional Juanda sebagai terminal bandara termegah di Indonesia. Mayoritas lahan untuk Terminal 3 Bandara Internasional Juanda rencananya akan berada di area reklamasi. Terminal ini akan diapit oleh dua landasan pacu dan akan memiliki 164 garbarata atau pintu menuju pesawat.

Render Terminal 3 Bandara Internasional Juanda (foto : tribunnews.com)

Infrastruktur yang paling diharapkan dapat segera terwujud di Kota Surabaya adalah Angkutan Massal Cepat (AMC). Untuk mewujudkan hadirnya Angkutan Massal Cepat di Kota Surabaya, Pemerintah Kota Surabaya sudah merencanakan untuk membangun trem dan LRT (Light Rail Transit). Untuk trem, harusnya sudah dilakukan pembangunan di awal 2017. Sayangnya masih terjadi tarik ulur dalam hal pendanaan. Pemerintah Kota Surabaya jelas tidak akan sanggup melakukan pembangunan trem tersebut kalau hanya mengandalkan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) kota. Untuk itu perlu ada sokongan dana dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Dana dari APBN ini yang sampai sekarang masih belum jelas realisasinya. Padahal Kota Surabaya benar-benar sudah sangat membutuhkan Angkutan Massal Cepat sebagai salah satu solusi untuk mengurangi kemacetan di Kota Surabaya. Bila sudah memiliki Angkutan Massal Cepat, Pemerintah Kota Surabaya bisa melakukan pembatasan kendaraan untuk daerah-daerah yang dilalui dilalui oleh Angkutan Massal Cepat. Kehadiran Angkutan Massal Cepat tentunya akan semakin mengukuhkan Kota Surabaya sebagai salah satu kota dengan infrastruktur paling memadai. Bukan cuma di Indonesia, tetapi juga di Asia Tenggara.
Bagikan Postingan Ini:

20 Gedung Tertinggi di Kota Surabaya

Surabaya adalah ibukota dari provinsi Jawa Timur. Dari segi jumlah penduduk, Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah kota Jakarta. Saat ini jumlah penduduk kota Surabaya tercatat lebih dari 3 juta jiwa. Dengan statusnya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia, tidak mengherankan kalau Surabaya mengalami perkembangan yang pesat. Salah satunya yang menjadi indikator pesatnya perkembangan kota Surabaya dapat dilihat dari suburnya kehadiran gedung-gedung pencakar langit di kota Surabaya.

Pada tulisan kali ini kita akan membahas tentang 20 gedung tertinggi di kota Surabaya. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah daftar dari 20 gedung tertinggi di kota Surabaya.

Tunjungan Plaza 5

Foto : Pakuwon.com

Tunjungan Plaza 5 merupakan gedung tertinggi di kota Surabaya untuk saat ini. Gedung ini terdiri dari mall dan gedung Pakuwon Centre & the Peak. Pakuwon Centre and the Peak sendiri merupakan gedung yang difungsikan sebagai apartmen dan kantor sekaligus. dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah mixed use. Gedung ini terdiri dari 50 lantai. Untuk luar Jabodebatek, Surabaya merupakan kota pertama yang memiliki gedung dengan ketinggian 50 lantai.

One City

one city surabaya
Foto : Merdeka.com

Posisi kedua dan ketiga gedung tertinggi di kota Surabaya dipegang oleh One City. One City merupakan dua gedung kembar yang terdiri dari 47 lantai. Kedua gedung One City ini difungsikan sebagai apartemen. Gedung-gedung yang terdapat pada One City ini masing-masing dinamai Orchard Tower dan Tanglin Tower.

Adhiwangsa Tower B

Adhiwangsa Surabaya
Foto : Mapio.net

Adhiwangsa merupakan sebuah kompleks mixed use di kota Surabaya yang terdiri dari mall, hotel dan apartemen. Dalam kompleks Adhiwangsa ini terdapat 2 gedung dengan ketinggian berbeda. Untuk status gedung tertinggi dpegang oleh Adhiwangsa Tower B. Gedung ini terdiri dari 42 lantai.

The Via & The Vue Apartments

the via and vue apartemen surabaya
Foto : Skyscrapercenter.com

The Via & The Vue Apartments merupakan dua gedung apartemen yang berada dalam kompleks superblock Ciputra World Surabaya. Kedua gedung ini menduduki posisi kelima dan keenam sebagai gedung tertinggi di kota Surabaya. The Via & The Vue Apartments masing-masing terdiri dari 40 lantai.

Waterplace Residences

Foto : Waterplaceresidence.com

Waterplace Residences merupakan sebuah kompleks hunian di kota Surabaya yang terdiri dari 7 gedung apartemen. Pada Waterplace Residence ini terdapat 5 gedung yang masing-masing terdiri dari 38 lantai. Gedung tersebut adalah gedung A, B, C, D1, dan F. Kelima gedung tersebut menduduki posisi gedung tertinggi di Surabaya pada posisi ke-7 sampai ke-11.

The Aryaduta

the aryaduta surabaya
Foto : Masuksini.com

Posisi ke-12 gedung tertinggi di kota Surabaya dipegang oleh The Aryaduta Surabaya. Gedung ini merupakan sebuah mixed use yang difungsikan sebagai apartemen dan hotel. Gedung The Aryaduta ini terdiri dari 35 lantai.

Adhiwangsa Tower B

adhiwangsa surabaya
Foto : Mapio.net

Berbeda dengan Adhiwangsa Tower A yang difungsikan sebagai apartemen, Adhiwangsa Tower B difungsikan sebagai hotel. Gedung ini terdiri dari 34 lantai dan menduduki posisi ke-13 sebagai gedung tertinggi di kota Surabaya.

Puncak Bukit Golf

Puncak bukit golf surabaya
Foto : Hotelmix.id

Puncak Bukit Golf merupakan sebuah gedung yang difungsikan sebagai gedung apartemen. Gedung ini menduduki posisi ke-14 tertinggi di kota Surabaya. Puncak Bukit Golf terdiri dari 34 lantai.

Tamansari Papilio

Foto : Propertinesia.com

Posisi ke-15 gedung tertinggi di kota Surabaya dipegang oleh Tamansari Papilio. Tamansari Papilio merupakan sebuah gedung yang difungsikan sebagai condotel dan apartemen. Gedung ini memiliki 33 lantai.

Beverly Park

Foto : Skyscrapercity.com

Beverly Park berada pada posisi ke-16 tertinggi di kota Surabaya. Gedung ini merupakan sebuah apartemen yang terdiri dari 32 lantai.

Waterplace Residences

water place residence surabaya
Foto : Pakuwonresidential.com

Posisi ke-17 dan ke-18 dipegang oleh Waterplace Residences gedung D2 dan gedung F. Masing-masing gedung terdiri dari 30 lantai.

Puri Matahari Apartment

puri matahari apartmen surabaya
Foto : Purimatahari.com

Puri Matahari Apartment menduduki posisi ke19 gedung tertinggi di kota Surabaya. Gedung ini terdiri dari 30 lantai.

The Trilium

the trilium surabaya
Foto : Airbnb.com

The Trilium merupakan sebuah gedung mixed use yang difungsikan sebagai apartemen dan hotel. Gedung ini terdiri dari 30 lantai dan menduduki posisi ke-20 gedung tertinggi di kota Surabaya.
Bagikan Postingan Ini:

Popular Posts

Archives

Pengikut

Recent Posts