Terlengkap dalam menyajikan informasi seputar kota-kota di Indonesia

Tampilkan postingan dengan label Palangkaraya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Palangkaraya. Tampilkan semua postingan

Mengenal Kota Terluas di Indonesia, Luasnya Lebih 4 Kali Kota Jakarta

Selama ini kita tahunya Jakarta adalah kota terbesar di Indonesia. Hal itu memang benar adanya kalau dilihat dari jumlah populasi. Seperti yang kita tahu, populasi Kota Jakarta saat ini telah melampui angka 10 juta jiwa. Untuk di Indonesia cuma Kota Jakarta yang penduduknya berada diatas 10 juta jiwa. Bahkan populasi Kota Jakarta merupakan salah satu yang terbesar di wilayah Asia Tenggara.

ilustrasi Kota Jakarta (sumber : ibtimes.co.uk)

Walaupun Jakarta merupakan kota terbesar di Indonesia dalam hal jumlah penduduk, namun tidak kalau dilihat berdasarkan luas wilayah. Dalam hal luas wilayah Jakarta masih kalah dibandingkan beberapa kota lainnya di Indonesia. Bahkan kalau kita dibandingkan antara kota terluas di Indonesia vs Kota Jakarta, luas Kota Jakarta tidak sampai seperempatnya kota terluas di Indonesia. Luas wilayah Kota Jakarta adalah 661,5 km². Sementara itu kota terluas di Indonesia memiliki luas wilayah 2.853 km². 

Status kota terluas di Indonesia tersebut dipegang oleh Kota Palangkaraya. Seperti yang dibahas sebelumnya, Palangkaraya sebagai kota terluas di Indonesia memiliki wilayah dengan luas 2.853 km². Jadi Kota Palangkaraya memiliki luas wilayah melebihi 4 kali luasnya Kota Jakarta. Namun walaupun wilayahnya begitu luas, populasi Kota Palangkaraya hanya sekitar 305.907 jiwa. 

ilustrasi Kota Palangkaraya (sumber : detik.com)

Kota Palangkaraya merupakan ibukota dari Provinsi Kalimantan Tengah. Dulu kota ini sering disebut-sebut sebagai calon ibukota baru Republik Indonesia. Alasannya adalah karena pada saat pemerintahan Presiden Soekarno memang ada wacana untuk memindahkan ibukota Indonesia dari Jakarta ke Palangka Raya. Namun wacana tersebut akhirnya sirna pasca runtuhnya rezim Soekarno. Padahal sudah ada infrastruktur yang dibangun untuk mewujudkan pemindahan ibu kota ke Palangkaraya. Infrastruktur tersebut adalah sebuah jalan raya yang dikenal dengan nama Jalan Rusia.

Bila dilihat berdasarkan demografi, Palangkaraya tergolong kota yang heterogen. Hampir semua etnis-etnis terbesar di Indonesia bermukim di kota ini, seperti Jawa, Madura, Sunda, Bali dan Batak. Selain itu tentunya juga terdapat etnis-etnis asli Kalimantan seperti Banjar dan Dayak. Meskipun heterogen, masyarakat Kota Palangkaraya terkenal hidup rukun dan damai. 

Walaupun memiliki wilayah yang sangat luas, namun hanya sekitar 70 km² wilayah Palangkaraya yang terbangun. Mayoritas wilayah Palangka Raya masih berupa hutan belantara, termasuk kawasan hutan lindung. Hal tersebut tentunya berbanding terbalik dengan Kota Jakarta. Di Kota Jakarta hampir tidak bisa lagi kita menemukan kawasan hutan. Mayoritas wilayah Jakarta merupakan kawasan pemukiman dan perkantoran. 

Perbandingan luas kota Palangkaraya dengan beberapa kota lainnya di Indonesia (sumber : wikipedia.org)

Selain Kota Palangkaraya, masih ada ada sembilan kota lainnya di Indonesia yang memiliki wilayah lebih luas dibandingkan Kota Jakarta. Sembilan kota tersebut antara lain Kota IKN, Dumai, Tidore Kepulauan, Subulussalam, Sorong, Jayapura, Samarinda, Batam, dan Padang. Umumnya kota-kota tersebut memiliki wilayah yang luas karena terdapatnya kawasan hutan lindung.


Referensi :
  • https://palangkakota.bps.go.id/id/statistics-table/2/Mjc5IzI=/luas-wilayah-palangka-raya-menurut-kecamatan.html
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kota_di_Indonesia_menurut_luas_wilayah
  • https://jakarta.bps.go.id/id/statistics-table/2/MzgjMg==/luas-daerah-menurut-kabupaten-kota.html
Bagikan Postingan Ini:

Kisah Kota Palangkaraya yang Hampir Menjadi Ibukota Indonesia

Kota Palangraya pasti sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Setiap kali ada wacana pemindahan Ibukota Indonesia, kota ini pasti sering kali disebut pakai calon utama pegganti Kota Jakarta sebagai Ibukota Indonesia. Hal tersebut sebenarnya bukan tanpa alasan. Di masa pemerintah Presiden Soekarno, Kota Palangkaraya memang akan dijadikan sebagai ibukota baru Indonesia pengganti Kota Jakarta. Bahkan bukan cuma sebatas wacana, namun berbagai langkah konkritpun telah dilakukan.

Kota Palangkaraya (Foto : Skyscrapercity.com)

Pemerintahan Soekarno telah meyakini bahwa di masa depan akan terjadi lonjakan penduduk yang tak terkendali di Pulau Jawa, sehingga akhirnya memunculkan wacana untuk memindahkan ibukota Indonesia ke luar Pulau Jawa. Ada beberapa alasan mengapa Kota Palangkaraya dipilih sebagai ibukota baru Indonesia. Kota ini berada di tengah Pulau Kalimantan yang merupakan pulau terbesar di Indonesia. Selain itu, Kota Palangkaraya juga memiliki potensi dari Sungai Kahayan, layaknya seperti Sungai Ciliwung yang membelah Kota Jakarta. Soekarno telah menetapkan larangan membangun pemukiman di sekitar Sungai Kahayan. Soekarno berharap hanya taman-taman saja yang boleh dibangun di Sungai Kahayan, sehingga akan menyuguhkan pemandangan yang indah bagi orang-orang yang melewatinya. Selain untuk menunjang pariwisata, tata Kota Palangkaraya memang direncakan akan memadukan transportasi darat dan sungai.

Ayunan kapak Presiden Soekarno pada sebilah kayu di Pahandut, Kampung Dayak, di jantung Kalimantan menandai awal pembangunan Kota Palangkaraya. Peristiwa itu terjadi pada 17 Juli 1957. Sebagai sebuah kota yang baru dibangun, konsep Kota Palangkaraya dirancang secara matang. Ada pengelompokan zona yang memisahkan pusat pemerintahan, komersial dan pemukiman. Sebuah jalan daratpun juga dibangun yang menghubungkan Pusat Kota Palangkarya menuju ke arah Sampit. Jalan tersebut yang saat ini dikenal dengan sebutan Jalan Rusia. Saat ini kondisi jalan tersebut masih mulus meski telah berumur puluhan tahun.

Jalan Rusia ini dirancang oleh insinyur-insinyur yang didatangkan dari Rusia. Itu sebabnya mengapa jalan tersebut diberi nama Jalan Rusia. Pembangunan jalan ini dengan cara mengeruk lahan gambut kemudian diisi dengan batu, pasir dan tanah padat. Itulah sebabnya mengapa Jalan Rusia ini bisa bertahan sangat lama. Rencananya jalan ini akan dibangun sepanjang 175 km yang menghubungkan Parenggean, Sampit dan Pelabuhan Pangkalan Bun. Namun hanya sekitar 34 km pondasi Jalan Rusia yang selesai dibangun. Peristiwa Gerakan 30 September 1965 yang memicu pergantian kekuasaan di Indonesia membuat proyek ini terhenti. Pergantian kekuasaan membuat orang-orang Rusia bergegas meninggalkan Indonesia. Bahkan orang-orang Indonesia yang terlibat pada pembangunan Jalan Rusia ini menyembunyikan jati diri karena rasa takut terhadap pemerintah yang baru. Maklum, pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto sangat anti dengan hal-hal yang berkaitan dengan pemerintahan Orde Lama.

Cita-cita Soekarno yang ingin memiliki ibukota baru menjadi pupus karena runtuhnya rezim yang dia pimpin. Seandainya Rezim Soekarno bisa bertahan lebih lama, tentu saat ini Palangkaraya telah menjadi Ibukota Indonesia. Pembangunan Indonesia juga tidak hanya terpusat di Pulau Jawa seperti yang terjadi sekarang ini.
Bagikan Postingan Ini:

Popular Posts

Archives

Pengikut

Recent Posts